Komunikasi dalam pembelajaran sangatlah penting karena tanpa adanya kamunikasi suatu pembelajaran tidak akan bisa sukses. Dan dalam makalah ini insyaallah akan kami terangkan beberapa perkara yang berkaitan dengan komunikasi pembelajaran. Apa sajakah macam-macam komunikasi dalam pembelajaran? Bagaimanakah pemanfaatan TIK dalam pembelajaran? Apakah yang menyebabkan kegagalan komunikasi dalam pembelajaran? Semuanya akan kami bahas dalam makalah ini.
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.
Komunikasi sebagai Ilmu Struktur ilmu pengetahuan meliputi aspek aksiologi, epistomologi dan ontologi. Aksiologi mempertanyakan dimensi utilitas (faedah, peranan dan kegunaan). Epistomologi menjelaskan norma-norma yang dipergunakan ilmu pengetahuan untuk membenarkan dirinya sendiri. Sedangkan ontologi mengenai struktur material dari ilmu pengetahuan
A. Macam-macam Komunikasi dalam Pembelajaran
1. Secara Langsung
Seorang guru memberikan pelajaran secara langsung dengan bertatap muka dengan para siswa dalam suatu ruangan ataupun di luar ruangan dalam konteks pembelajaran. Seperti yang terjadi di sekitar kita mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
2. Secara Tidak Langsung
Guru atau pendidik dapat memberikan suatu pembelajaran melalui suatu media tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan siswa. Dan siswapun dapat memperoleh informasi secara luas melalui media tersebut. Seperti model sekolah jarak jauh yaitu memanfaatkan media internet sebagai alat untuk pembelajaran.
B. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
1. Presentasi
Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan menggunakan OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya menggunakan sebuah komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilkan animasi dan film, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa untuk menangkap materi yang kita sampaikan.
2. Demonstrasi
Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di depan kelas, misalnya eksperimen. Kita bisa membuat suatu film caracara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar atau mengambil sebagian kegiatan yang penting. Sehingga dengan cara ini siswa bisa kita arahkan untuk melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut.
3. Virtual Experiment
Maksud dari virtual eksperimen disini adalah suatu kegiatan laboratorium yang dipindahkan di depan komputer. Anak bisa melakukan beberapa eksperimen dengan memanfaatkan software virtual eksperimen misalnya Crocodile Clips.
4. Kelas virtual
Maksud kelas virtual di sini adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan web, misalnya menggunakan moodle. Saya berikan contoh bentuk kelas maya yang sedang kami kembangkan di MAN 2 Ciamis.
C. Komponen-komponen CTL
1. Konstruktivisme (Construktivism)
Konstruktivisme (constructivisvism) merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dalam pandangan konstruktivis, straegi “memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah menfasilitasi proses tersebut dengan :
a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,
b. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri,
c. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
2. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.
Langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri) :
1. Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun)
• Bagaimanakah silsilah raja-raja Majapahit (dalam mata pelajaran sejarah)
• Bagaimanakah cara melukiskan suasana menikmati ikan bakar di tepi pantai Kendari (bahasa Indonesia)?
• Ada berapa jenis tumbuham menurut bentuk bijinya (biologi)
• Kota mana saja yang termasuk kota besar di Indonesia? (geografi)
2. Mengamati atau observasi
• Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung.
• Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati.
3. Menganalsis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya
• Siswa membuat peta kota-kota besar sendiri.
• Siswa membuat paragraf deskripsi sendiri.
• Siswa membuat bagan silsilah raja-raja majapahit sendiri.
• Siswa membuat penggolongan tumbuh-tumbuhan sendiri
• Siswa membuat essai atau usulan kepada Pemerintah tentang berbagai masalah di daerahnya sendiri, dst.
4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain
• Karya siswa disampaikan teman sekelas, guru, atau kepada orang banyak untuk mendapatkan masukan
• Bertanya jawab dengan teman,
• Memunculkan ide-ide baru
• Melakukan refleksi
• Menempelkan gambar, karya tulis, peta, dan sejenisnya di majalah dinding, majalah sekolah, dsb.
3. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari “bertanya”. Sebelum tahu kota Palu, seseorang bertanya “Mana arah kota Palu? Questioning merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
1. Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis
2. Mengecek pemahaman siswa
3. Membangkitkan respon kepada siswa
4. Mengetahui sejauh mana keinginantahuan siswa
5. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
6. Menfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
7. Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
8. Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut elektronik, ia bertanya kepada temannya “Bagaimana caranya? tolong bantu aku!” Lalu temannya yang sudah biasa, menunjukkan cara mengoperasikan alat itu.
“Masyarakat-belajar” bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah, “Seorang guru yang mengajari siswanya” bukan contoh masyarakat-belajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu informasi hanya datang dari guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa bukan guru. dalam masyarakat-belajar, dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya.
Metode pembelajaran dengan teknik “learning community” sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Prakteknya dalam pembelajaran terujud dalam:
a. Pembentukan kelompok kecil
b. Pembentukan kelompok besar
c. Mendatangkan “ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi, polisi, tukang kayu, dsb.)
d. Bekerja dengan kelas sederajat
e. Bekerja kelompok dengan kelas diatasnya
f. Bekerja dengan masyarakat
5. Pemodelan (Modelling)
Komponen CTL selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa Inggris, dan sebaginya. Atau, guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu, guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi juga bagian penting dalam pembelejaran dengan pendekatan CTL. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Rfleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Misalnya, ketika pelajaran berakhir, siswa merenung “Kalau begitu, cara saya menyimpan file selama ini salah, ya! Mestinya, dengan cara yang baru saya pelajari ini, file komputer lebih tertata”.
7. Penilaian Yang Sebenarnya (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengindentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan sepanjang proses pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan di akhir priode (cawu/semester) pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar (seperti) EBTA/EBTANAS, tetapi dilakukan bersama dengan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran.
D. Kegunaan Media Komunikasi dalam Pembelajaran
1. Memberi pengetahuan tentang tujuan belajar
Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang pengetahuan yang akan diperolehnya atau keterampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan apa yang diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kesulitan yang diharapkan.
2. Motivasi siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa. Tanpa motivasi sangat mungkin pembelajaran tidak akan menghasilkan belajar. Usaha untuk memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mungkin keadaan di masa depan, dimana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.
3. Menyajikan informasi
Ada 3 jenis variasi penyajian informasi :
a. Penyajian dasar (basic), membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau reviw oleh guru kelas.
b. Penyajian pelengkap (supplementary), setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk membawa sumber-sumber tambahan kedalam kelas
c. Penyajian pengayaan (enrchment), merupakan informasi yang tidak merupakan bagian dari tujuan pembelajaran, diadakan karena memiliki nilai motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap dalam diri siswa.
4. Merangsang diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai papan loncat, diambil dari bentuk penyajian yang relative singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan diskusi.
5. Mengarahkan kegiatan siswa
Pengarahan kegiatan siswa merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang disebut metode kinerja (performance) atau metode penerapan (aplication). Penekanan pada metode ini adalah pada kegiatan melakukan (doing).media dapat digunakan secara singkat atau sebentar-sebentar untuk mengajak siswa mulai dan berhenti.
6. Pelaksanaan latihan dan ulangan
Dalam belajar keterampilan, apakah itu bersifat kognitif atau psikomotor pengulangan respon-respon dianggapa sangat penting untuk kemajuan kecepatan dan tingkat kemahiran. Penyajian latihan adalah proses mekanis murni dan dapat dilakukan dengan sabar dan tak kenal lelah oleh media komunikasi, khususnya oleh media yang dikelola oleh media computer. Laboratorium bahasa juga merupakan salah satu contoh media yang digunakan untuk pengulangan dan latihan.
7. Menguatkan belajar
Penguatan sering kali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan pada motivasi. Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung meningkatkan kemungkinan siswa merespon dengan tingkah laku yang diharapkan, setelah diberikan stimulus.
8. Memberi pengalaman simulasi
Simulator adalah alat untuk menciptakan ligkungan buatan yang secara realistis dapat merangsang siswa dan bereaksi terhadap rsponnya sendiri, sehingga dapat melatih perilaku kompleks yang membutuhkan lingkungan khusus. Contoh yang sering ditemui adalah simulator mobil yang digunakan untuk latihan mengendarai mobil dan simulator pesawat yang digunakan untuk pelatihan pilot.
Dalam kommunikasi pembelajaran juga ada beberapa yang menjadi kendala diantaranya yaitu :
1. Penyampaiannya kurang mengena/ mnarik kepada peserta didik.
2. Kurangnya minat peserta didik dalam pembelajaran
3. Kurangnya alat atau bahan pembelajaran.
4. Pendidik tidak menguasai materi.
5. Factor beda bahasa antara pandidik dengan peserta didik.
6. Adanya masalah pribadi antara peserta didik dengan penddidik.
7. Kurangpedulinya pendidik atau peserta didik dengan pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1970. The Definition of Educational Technology. Washington
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning and Theory of Instruction. Fourth Edition. New York. Holt-Saunders International Editions.
Perkembangan Teknologi Komunikasi » Blog Archive » Sisi Devil dari Teknologi.htm
Januszewski, Alan. 2001. Educational Technology, The Development of a Concept. Englewood, Colorado. Libraries Unlimited.
0 komentar:
Posting Komentar